Day: March 1, 2025

Pengabdian Masyarakat sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial

Pengabdian Masyarakat sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial


Pengabdian Masyarakat sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial adalah sebuah konsep yang sangat penting dalam membangun hubungan yang harmonis antara masyarakat dan lingkungannya. Pengabdian masyarakat di sini tidak hanya sekedar memberikan bantuan atau sumbangan, namun lebih dari itu, melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat dalam proses pengembangan secara berkelanjutan.

Menurut Prof. Dr. Siti Nurbaya, M.Sc., Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan periode 2014-2019, pengabdian masyarakat merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang harus diemban oleh setiap individu maupun lembaga. Beliau menyatakan bahwa “melalui pengabdian masyarakat, kita dapat merasakan kepuasan tersendiri karena telah memberikan kontribusi yang nyata bagi kebaikan bersama.”

Para ahli juga menggarisbawahi pentingnya pengabdian masyarakat sebagai wujud dari tanggung jawab sosial. Menurut Prof. Dr. Emil Salim, seorang pakar lingkungan hidup, “pengabdian masyarakat tidak hanya berdampak positif bagi lingkungan, namun juga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat itu sendiri.”

Dalam pelaksanaannya, pengabdian masyarakat dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan, pelatihan, atau program-program sosial lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Ir. M. Ridwan Kamil, M.U.D., M.B.A., Ph.D., Wali Kota Bandung periode 2013-2018, yang mengatakan bahwa “pengabdian masyarakat harus dilakukan secara berkesinambungan dan berkelanjutan agar dapat memberikan dampak yang nyata bagi pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat.”

Dengan demikian, Pengabdian Masyarakat sebagai Wujud Tanggung Jawab Sosial bukanlah sekedar slogan belaka, namun sebuah komitmen yang harus diwujudkan dalam tindakan nyata untuk menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berkelanjutan. Mari kita bersama-sama berperan aktif dalam pengabdian masyarakat demi mencapai tujuan bersama yang lebih baik.

Membangun Model Pembelajaran Berbasis Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan

Membangun Model Pembelajaran Berbasis Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan


Membangun Model Pembelajaran Berbasis Digital yang Inklusif dan Berkelanjutan

Pendidikan di era digital saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Hal ini menuntut para pendidik untuk terus berinovasi dalam menciptakan model pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut adalah dengan membangun model pembelajaran berbasis digital.

Menurut Dr. Sugiyono dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Inklusif”, model pembelajaran inklusif adalah model pembelajaran yang memperhatikan keberagaman siswa dan memberikan kesempatan yang sama bagi semua siswa untuk belajar. Dalam konteks pembelajaran berbasis digital, inklusifitas dapat diwujudkan dengan memastikan bahwa semua siswa memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital.

Selain itu, model pembelajaran berbasis digital juga harus berkelanjutan agar dapat terus relevan dan efektif dalam menghadapi perubahan zaman. Dr. John Hattie, seorang ahli pendidikan dari Universitas Melbourne, menyatakan bahwa pembelajaran yang berkelanjutan dapat menciptakan lingkungan belajar yang dinamis dan adaptif.

Dalam upaya membangun model pembelajaran berbasis digital yang inklusif dan berkelanjutan, kita perlu melibatkan berbagai pihak seperti guru, siswa, orang tua, dan juga pihak terkait lainnya. Menurut Prof. Dr. Anas Sudijono, seorang pakar pendidikan dari Universitas Negeri Yogyakarta, kolaborasi antarstakeholder sangat penting dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan.

Sebagai pendidik, kita perlu terus mengikuti perkembangan teknologi dan berpikir kreatif dalam merancang model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan membangun model pembelajaran berbasis digital yang inklusif dan berkelanjutan, kita dapat menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Dengan demikian, penting bagi kita untuk terus memperjuangkan pembelajaran inklusif dan berkelanjutan dalam era digital ini. Dengan melibatkan semua pihak dan terus berinovasi, kita dapat menciptakan model pembelajaran yang efektif dan relevan untuk masa depan pendidikan.

Pentingnya Memprioritaskan Hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam Kehidupan

Pentingnya Memprioritaskan Hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam Kehidupan


Pentingnya Memprioritaskan Hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam Kehidupan

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang menjadi pedoman hidup dan sumber petunjuk dalam menjalani kehidupan. Salah satu bentuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Islam adalah hafalan Al-Qur’an. Memprioritaskan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam kehidupan merupakan suatu keharusan bagi setiap muslim.

Hafalan Al-Qur’an menjadikan seseorang lebih dekat dengan Allah SWT serta lebih memahami ajaran-ajaran yang terkandung di dalamnya. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik di antara kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya hafalan Al-Qur’an dalam kehidupan seorang muslim.

Menurut Ustadz Dr. Firanda Andirja, hafalan Al-Qur’an memiliki banyak manfaat, antara lain menjaga hati dari kegelapan, mendatangkan keberkahan dalam kehidupan, serta menjauhkan diri dari godaan syaitan. Oleh karena itu, memprioritaskan hafalan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting.

Tidak hanya itu, hafalan Al-Qur’an juga dapat menjadi amal jariyah yang akan terus mengalir pahalanya bagi orang yang menghafalkannya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Imam Asy-Syafi’i, “Hafalan Al-Qur’an adalah cahaya di dunia dan petunjuk di akhirat.” Dengan demikian, hafalan Al-Qur’an bukan hanya memberikan manfaat di dunia, tetapi juga di akhirat nanti.

Memprioritaskan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam kehidupan sehari-hari tentu bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan tekad dan niat yang tulus, serta bimbingan dari para ulama dan guru yang kompeten, tidak ada yang tidak mungkin. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib, “Sesungguhnya hafalan Al-Qur’an adalah pelita yang memberikan cahaya di dunia dan petunjuk di akhirat.”

Dengan demikian, mari kita memprioritaskan hafalan Al-Qur’an 30 Juz dalam kehidupan kita, karena hal tersebut sangat penting bagi keberlangsungan hidup kita sebagai seorang muslim. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam usaha kita untuk menghafal Al-Qur’an. Aamiin.

Theme: Overlay by Kaira ponpes-almubarakmakassar.com
Makassar, Indonesia